Derita Masyarakat Tionghua Binjai
http://tabloidkabarlangit.blogspot.com/2011/12/derita-masyarakat-tionghua-binjai-badan.html
Keluarga, tentunya dapat berbagi baik dikala suka maupun duka.
Namun, tak seperti itu yang dirasakan Alimin (47) warga keturunan Tionghua,
yang tinggal di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Binjai Barat ini. Ia sudah tidak
lagi mendapat perhatian apapun dari keluarganya. Meski, saat ini badannya sudah
kurus kering dan kritis di Rumah Sakit (RS) Adven, Medan, dikarenakan menderita
kerusakan saraf yang akut. Bahkan, Wati, istri dan kedua anaknya pergi
meninggalkannya 3 tahun yang lalu dan tak kunjung melihatnya.
Candra, adik kandung Alimin, adalah salah satu keluarga yang masih
mau memperhatikan abangnya itu. Ketika di temui di tempat usahanya, Jalan
Soekarno Hatta, Binjai Timur, baru baru ini menerangkan, kakaknya itu sudah dalam kedaan
kritis dan sudah mengalami kelumpuhan.
“Keluarga apa namanya itu kalau tidak mau bantu keluarganya yang
sudah kritis. Apa mau dibiarkan begitu saja sampai mati. Kalau saya sendiri,
mana mungkin bisa menanggulangi semua biaya di rumah sakit. Sekarang saja sudah
habis Rp 70 juta,” ungkapnya berang dengan keluarganya yang lain.
Candra yang membuka usaha panglong ini, juga menceritakan sebab
musabab sampai kakaknya mengalami kelumpuhan. Menurutnya, pada tanggal 22
Oktober 2011 lalu, ia menghubungi kakaknya sampai 10 kali tetapi tidak ada
jawaban.
Untuk itu, Candra akhirnya pergi bersama Halip dan Indah, yang
juga keluarga mereka untuk melihat abangnya itu di rumah toko (Panglong-red)
tempat abangnya menjalankan usaha. Apakah HP kaknya tertinggal, atau ada
hal-hal yang tidak diinginkan telah terjadi. Begitu sampai di rumah abangnya,
ia bertanya kepada JC (adik kandung korban-red), yang saat itu berada di
lokasi. “Ketika saya tanya keberadaan abang kami kepada JC., dikatakannya abang
kami ada di di atas (lantai dua-red) lagi tidur-tiduran,” ujar Candra.
Lantas kata Candra, ia langsung naik ke lantai dua untuk melihat
abangnya tersebut. Alangkah terkejutnya Candra ketika melihat abangnya sekarat
di tempat tidurnya dengan luka di bagian kuping sebalah kanan, dan bahu kanan
serta perutnya. Setelah itu, Candra dan enam orang lainnya yang dibawa ke ruko
abangnya itu, langsung benggotongnya untuk dibawa ke mobil guna dilarikan ke
RSU dr Djoelham Binjai.
Selanjutnya, Candra membawa kakanya itu ke RSU dr Djoelham Binjai,
Jalan Sultan Hasanuddin, Kecamatan Binjai Kota. Namun, pihak RSU dr Djoelham
Binjai menayarankan untuk merujuk kakanya ke RS lain, karena penyakit yang
diderita kakaknya itu dinilai serius. “Akhirnya saya bawalah kakak saya ke RS
Advan dan sudah satu bulan disana,” kata Candra.
Setelah mendapat perawatan di RS Adven, ternyata kakaknya tidak
kunjung sembuh. Bahkan, kondisi kakaknya semakin hari semakin mengkhawatirkan.
“Sekarang kakak saya sudah tidak bisa apa-apa. Badan kurus kering, lumpuh, dan
hanya bisa membuka mata,” ucap Candra.
Melihat hal ini, Candra tidak dapat berbuat banyak dan
berkata-kata. Ia hanya dapat merenungi dan bertanya, kenapa keluarganya yang
lain tidak perduli dengan kakaknya ini? Padahal menurut Candra, kakaknya ini
dikenal pendiam dan bagus dalam berkeluarga.
“Kami satu keluarga ada 10 orang. Kakak saya ini anak ketiga.
Sekarang kami hanya tinggal punya ibu, sementara bapak kami sudah tiada. Yang
saya tak habis pikir, adik kami yang lain, juga mempunyai usaha panglong, dan
kehidupan lumayan baik. Tapi kenapa tidak ingin membantu saudara sendiri yang
lagi tertimpa musibah? Tolong, Bantu saudara kita ini. Apa akan kita biarkan
mati sia-sia dan kalaupun hidup, abang kami ini cacat seumur hipup. Siapa
nantinya yang akan mengurusinya kalau tidak kita sebagai keluarganya,” tegas
Candra, seraya mengatakan, kalau kakaknya ini juga sudah bercerai dengan
istrinya.
Disamping itu, Candra berharap kepada tokoh masyarakat khusunya
warga turunan Tionghua yang ada di Kota Binjai serta di seputuran Kota Medan,
untuk dapat membantu kakaknya yang saat ini sedang kritis dan membutuhkan biaya
besar agar dapat disembuhkan dari penyakit yang dideritanya itu.
Posting Komentar